cerita rakyat adalah cerita yang tersampaikan
lewat mulut ke mulut dari kebiasaan penduduk yang suka bercerita atau
mendongeng. cerita yang khas dari setiap pendongeng saat menjelang ingin tidur
atau duduk di bawah bintang sambil merasakan hangatnya api unggun. Cerita yang
akan saya bahas kali ini adalah 2 kisah dari cerita yang berlatar belakang
beda, namun tetap ada kesamaannya. Aryo menak & Tunjung Wulan dengan Tennyo
No Hagoromo, mirip-mirip dikit lah ceritanya ^_^"
siapa
yang tidak tahu dengan kisah Aryo Menak & Tunjung Wulan. Cerita rakyat yang
berasal dari madura ini, menggambarkan sosok Aryo sebagai pemuda kaya raya,
karena Ia adalah salah satu raja di madura. Tak lengkap rasanya, jika Aryo yang
sudah dewasa belum mencari pasangan yang ideal dengannya.
Dikisahkan pada jaman Aryo Menak hidup, pulau Madura masih sangat subur. Hutannya sangat lebat. Ladang-ladang padi menguning.Aryo Menak adalah seorang pemuda yang sangat gemar mengembara ke tengah hutan. Pada suatu bulan purnama, ketika dia beristirahat dibawah pohon di dekat sebuah danau, dilihatnya cahaya sangat terang berpendar di pinggir danau itu. Perlahan-lahan ia mendekati sumber cahaya tadi. Alangkah terkejutnya, ketika dilihatnya tujuh orang bidadari sedang mandi dan bersenda gurau disana.
Ia sangat
terpesona oleh kecantikan mereka. Timbul
keinginannya untuk memiliki seorang diantara mereka. Iapun mengendap-endap,
kemudian dengan secepatnya diambil sebuah selendang dari bidadari-bidadari itu.Tak lama kemudian, para bidadari itu selesai
mandi dan bergegas mengambil pakaiannya masing-masing. Merekapun terbang ke
istananya di sorga kecuali yang termuda. Bidadari itu tidak dapat terbang tanpa
selendangnya. Iapun sedih dan menangis.
Aryo Menak kemudian mendekatinya. Ia
berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ditanyakannya apa yang terjadi pada
bidadari itu. Lalu ia mengatakan: “Ini mungkin sudah kehendak para dewa agar
bidadari berdiam di bumi untuk sementara waktu. Janganlah bersedih. Saya akan
berjanji menemani dan menghiburmu.”
Bidadari itu rupanya percaya dengan omongan
Arya Menak. Iapun tidak menolak ketika Arya Menak menawarkan padanya untuk
tinggal di rumah Arya Menak. Selanjutnya Arya Menak melamarnya. Bidadari itupun
menerimanya.
Dikisahkan, bahwa bidadari itu masih memiliki
kekuatan gaib. Ia dapat memasak sepanci nasi hanya dari sebutir beras.
Syaratnya adalah Arya Menak tidak boleh menyaksikannya.
Pada suatu hari, Arya Menak menjadi
penasaran. Beras di lumbungnya tidak pernah berkurang meskipun bidadari
memasaknya setiap hari. Ketika isterinya tidak ada dirumah, ia mengendap ke
dapur dan membuka panci tempat isterinya memasak nasi. Tindakan ini membuat
kekuatan gaib isterinya sirna.
Bidadari sangat
terkejut mengetahui apa yang terjadi. Mulai saat itu, ia harus memasak beras
dari lumbungnya Arya Menak. Lama kelamaan beras itupun makin berkurang. Pada
suatu hari, dasar lumbungnya sudah kelihatan. Alangkah terkejutnya bidadari itu
ketika dilihatnya tersembul selendangnya yang hilang. Begitu melihat selendang tersebut, timbul
keinginannya untuk pulang ke sorga. Pada suatu malam, ia mengenakan kembali
semua pakaian sorganya. Tubuhnya menjadi ringan, iapun dapat terbang ke
istananya.
Arya Menak menjadi sangat sedih. Karena
keingintahuannya, bidadari meninggalkannya. Sejak saat itu ia dan anak
keturunannya berpantang untuk memakan nasi
( Disadur dari Ny. S.D.B.
Aman,”Aryo Menak and His Wife,” Folk Tales From Indonesia, Jakarta:
Djambatan, 1976)
- Dahulu kala ada seorang pemuda sedang jalan jalan saat pagi hari,di sekitar sungai untuk mencari ikan. Dan ia menemukan sebuah selendang bagus yang tertinggal di cabang pohon pinus
- pemuda itu ingin membawa pulang selendang itu, dan menyimpannya ke dalam tas
- Sesaat kemudian ia baru menyadari ada seorang putri telanjang yang menangis di balik danau
- Ia mendatangi putri tersebut dan menanyakan padanya kenapa engkau menangis? Seketika itu juga pemuda tersebut sadar kalau selendang tersebut adalah milik si putri dan berusaha menyembunyikannya.
- Sejak hari itu si pemuda berusaha menghibur sang putri, hingga akhirnya mereka berdua menikah dan
- Namun suatu hari saat sang putri sedang membersihkan rumah,ia menemukan sebuah kotak di loteng, dan dibukalah kotak itu yang didalamnya berisikan sebuah selendang miliknya
- Ketika si pemuda datang kembali ke rumah, ia terkejut dengan penampilan si putri yang sudah memakai selendang.
- Dengan ketetapan dan ketenguhan hati, akhirnya si Bidadari terbang ke kahyangan dengan menggendong anaknya.
Persamaan
Cerita
Ø
cerita tentang bidadari yang tidak bisa kembali
ke surga
Ø
Kedua tokoh pria dalam kedua cerita tersebut,
sama-sama menyembunyikan selendang bidadari
Ø
Kedua tokoh juga sama-sama menikah dengan sang
bidadari
Ø
Kedua bidadari tidak mengetahui kalau
selendangnya disembunyikan
Ø
Pada Akhirnya kedua bidadari tersebut menemukan
selendangnya dan bisa kembali lagi ke surga
Perbedaan
Cerita
No.
|
Tennyo No Hagoromo
|
Aryo Menak &
Tunjung Wulan
|
1.
|
Pria pada cerita
Hagoromo, menemukan selendang pada pada pagi hari saat ingin mencari ikan di
sungai.
|
Menemukan selendang
saat jalan-jalan tengah malam
|
2.
|
Menemukan selendang
dahulu, lalu melihat ada beberapa bidadari yang sedang mandi
|
Mengintip beberapa
bidadari yang sedang mandi, lalu mengambil selendangnya
|
3.
|
Si bidadari
menemukan selendangnya pada saat membersihkan rumah. Lalu,dia menemukan kotak
yang berisikan selendang.
|
Si bidadari
menemukan selendangnya di lumbung beras, ketika akan memasak nasi. karena
beras yang diambil semakin lama semakin sedikit. Maka selendangnya bisa
terlihat dari dasar lumbung .
|
4.
|
Si bidadari pergi
ke kahyangan dengan membawa anaknya
|
Si Bidadari pergi ke
kahayangan, dan anaknya dirawat oleh Aryo menak di bumi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar